Tuesday, August 18, 2009

Karena Garuda bukan burung perkutut!!


Apa kabar ‘Garuda’ yang udah berumur 64 tahun ini ? Masih kokoh menghujamkah cakarnya ? Masih tajamkah sorot matanya ? Masih kuatkah kepakan sayapnya ? Atau.. jangan-jangan Sang Garuda lagi sakit, matanya rabun, cakarnya tumpul, sayapnya pun rapuh, yang kalo diadu sama burung perkutut juga K.O. !!

Badan ‘Garuda’ hari ini sebagian sehat sebagian lagi sekarat. Persis kayak kondisi bangsa ini. Ada cerita tentang orang yang hobi gonta-ganti hand phone, memperbanyak mobil, dan naek haji berkali-kali. Ada juga cerita tentang busung lapar, putus sekolah, dan yang ditolak berobat ke rumah sakit lantaran gak mampu bayar. Rendra pernah bikin puisi yang ngegambarin kondisi timpang kayak gini.

-Sajak Orang Kepanasan-

Karena kami makan akar
dan terigu menumpuk di gudangmu
Karena kami hidup berhimpitan
dan ruangmu berlebihan
maka kami bukan sekutu

Karena kami kucel
dan kamu gemerlapan
Karena kami sumpek
dan kamu mengunci pintu
maka kami mencurigaimu

Karena kami terlantar di jalan
dan kamu memiliki semua keteduhan
Karena kami kebanjiran
dan kamu berpesta di kapal pesiar
maka kami tidak menyukaimu

Karena kami bersandal
Dan kamu memakai senapan
Karena kami harus sopan
Dan kamu punya penjara
Maka TIDAK dan TIDAK kepadamu

Karena kami arus kali
Dan kamu batu tanpa hati
Maka air akan mengikis batu

(Diambil dari buku “Politik, Negara, & Kekuasaan” (Jakarta Forum, Depot Kreasi Jurnalistik)

Setelah beranalogi dengan ‘Garuda’ dan berpuisi dengan ‘Kepanasan’, sebenernya gw cuma mo nyampein tentang hakikat kemerdekaan dan pentingnya rasa peduli. Yap, sesuatu yang klise di musim 17an kayak gini, tapi izinkan gw untuk menyampaikannya, soalnya kemerdekaan bisa aja angus di lingkungan kita sendiri, bahkan rumah kita sendiri.

Kemerdekaan hilang karena orangtua memaksakan kehendak pada anaknya. Kemerdekaan hilang karena KDRT. Kemerdekaan hilang karena masih hidup dalam tekanan mayoritas dan minorotas, baik suku , agama, maupun ras. Kemerdekaan hilang karena 60% dari 350.000 lulusan perguruan tinggi gak punya harapan dapet pekerjaan, hari ini bahkan masih 9,4 juta orang menganggur (Kompas 18/08/09) *hmh.. nampaknya gw harus siap-siap mengantisipasi point yang terakhir itu*

Nah.. karena itu, salah satu yang gak boleh ilang dari kemerdekaan, ya semangat kepedulian. Kepedulian adalah hakikat hidup merdeka, dan merdeka merupakan manifestasi kebebasan berekspresi, tentu disetai rasa tanggung jawab. Karena rasa peduli, pejabat gak harus pamer kekuasaan, Karena rasa peduli, seseorang gak perlu merasa agamanya terjajah dan menjadikan jihad sebagai justifikasi kebrutalannya. Karena rasa peduli orang gak harus jadi calo tiket menjelang lebaran dan mendzalimi orang yang sekian lama ngantri. Karena rasa peduli, orang gak perlu merasa tertekan ketika harus menyerahkan tempat duduk di kereta sama ibu hamil, manula, ataupun penyandang cacat..

Karena Garuda bukan perkutut, tunjukkan Indonesia bangsa yang besar dan berwibawa.

I love you full Indonesia..

2 comments:

  1. awe...cie aktif juga nih nge blog!

    ReplyDelete
  2. yup beginilah kalo lagi mood, tp kalo lg males ya males, dianggurin berbulan-bulan hahaay..

    ReplyDelete

terima kasih untuk komentarnya..