Monday, November 10, 2008

Kata Terurai Jadi Laku


Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu
pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia
percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya
nan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia
menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada
tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan
mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya,

"Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah
ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya
membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan
menjadi seorang istri."

Tetapi lelaki itu malah menjawab,

"Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan
menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh
sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai
anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar
biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan
rahasia ini padanya. Lelaki itu pun menjawab enteng,

"Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha
melakukan yang terbaik. Perempuan itu pun melakukan
semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai
aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah
jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan hanyalah
kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Insan ibarat bulan
Memiliki sisi kelam,
Yang sebenarnya tak ingin ditunjukkan pada siapapun.
Pun sungguh cukup bagi kita,
Memandang sejuknya permukaan bulan,
Pada sisi yang menghadap ke bumi..

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi laku. Ukuran
integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati.
terkembang dalam kata. terurai dalam prilaku. Kalau hanya
berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak
berdaya. Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta
yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata.

Kalau cinta sudah terurai jadi laku, cinta itu
sempurna seperti pohon, akarnya terhujam dalam hati,
batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam
laku. Persis seperti iman, terpatri dalam hati,
terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita
temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika
ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas
cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya
integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada
orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat
sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan
dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus
menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama
bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam
hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan
oleh perasaan cinta itu.

Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya,
begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya,
yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta
tanpa henti. Cinta yang tidak terurai jadi prilaku adalah
jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin
menganga lebar dalam masyarakat kita.

Tidak mudah memang menemukan cinta yang ini. Tapi
harus begitulah cinta, perlu dinyatakan dan lebih dari itu
dibuktikan.

Kata-kata lembut yang kita bisikkan pada pasangan kita,
Tersimpan di suatu tempat rahasia di surga.
Pada suatu hari, mereka akan berjatuhan bagai hujan,
Lalu tersebar dan tumbuh bersemi di segala
Penjuru bumi.. (Jalaaluddin Ar-Rumi) Continue Reading →

Wednesday, October 22, 2008

Catatan Mudik 2008


Sabtu 29 september abis shalat subuh gw berangkat ke kampung halaman naik mobil. Terakhir pulang udah agak lama, jaman SMA dulu, kalo orang tua gw sih sering bolak-balik. Hmmh.. kangen ama mbah, pengen buru-buru nyampe.

Cikampek – Indramayu - Cirebon – Brebes – Tegal – Pekalongan – Kendal – Semarang – Salatiga- Boyolali – Solo – Kab.Karanganyar – Desa Jatipuro. Akhirnya minggu pagi sampai.

Rumah mbah putri lagi direnov rupanya, kamarnya diperbanyak seiring bertambah cucu-cucunya. Disana lagi kemarau, tapi kalo malem dingin banget, airnya juga udah kayak es cair. Sayang banget duren lagi belom musim, tapi mangga tinggal nyomot semaunya. Sempet 2x terawih di sana, berjalan dari rumah ke masjid setengah kilo jauhnya malem2, menelusuri kebun jati, terawih 11 rakaat, witir 3 dan ada ceramahnya abis shalat witir (pake bahasa jawa kromo inggil pastinya, maklum ini daerah solo yg bahasanya djawanya aluus bener).

1 Syawal. Abis shalat 2 rakaat Pakdhe Khotib ceramah tentang pentingya zakat & ditutup dg kutipan hadits yg merupakan doa malaikat Jibril :

“ Ya Allah di 1 Syawal ini jangan Kau terima puasa seorang anak yang durhaka pada kedua orang-tuanya, seorang istri yang durhaka pada suaminya, dan seorang muslim yang tidak mau memaafkan muslim lainnya.”

Semua acara digelar pake bahasa jawa pastinya, tentunya lbh memakan waktu tapi terasa khidmat bgt, contoh spech yg gw inget:

“Saderengipun sugeng riyadi dumateng jamaah shalat ied ingkang kulo hormati, kulo nyuwun pangapunten sedoyo kalepatan… “
“sebelumnya met lebaran kpd para jamaah yang saya hormati, saya mohon maaf atas semua kesalahan..”

Bhs jawa kromo ini lbh perlahan dr bhs Indonesia biasanya. Sebelum kembali kami warga satu kampung saling bermaaf2an di halaman masjid, termasuk Pak Lurah yg tadi shalat disamping gw, seorang berwajah garang yg menangis tersedu-sedu sampe-sampe sejadahnya bwt ngelap air matanya.

Sungkeman baru dilaksanain lebaran ke-2, menunggu semua sodara berkumpul.
Hari-hari berikutnya acara silaturahmi kesana-kemari tetep berlanjut sambil jalan2 pastinya. Jogja, Candi Borobudur, Air terjun Tawangmangu, Waduk gajah mungkur, Telaga Sarangan dll.

Selaen banyak makanan yg lezat2 gw juga dapet banyak wejangan & hikmah hasil ngobrol ngalor-ngidul ama mbah gw, pakdhe-budhe gw, pak lik-bu lik gw, juga sepupu2 gw. Ternyata sodara gw lbh banyak dr yg gw kira, ngomongin silsilah keluarga, belajar budaya, dan yg pasti nilai2 kehidupan. Tapi gw harus pulang lebih dulu hari minggu 5 oktober, sementara ibu & adek gw belakangan, soalnya senin udah masuk kuliah, nggak sepanjang liburan anak sekolah.

Kulo bade kundur sedulur sedoyo teng jakarta !! I miss u all..
Continue Reading →

Monday, July 21, 2008

MOMENTUM



apa itu momentum ?

kalo kita belajar fisika dulu, momentum artinya: "besaran yang berkaitan dg benda yg besarnya sama dg hasil kali massa benda yg bergerak itu & kecepatan geraknya/kuantitas gerak. ( PUSING KHAN LOE..)
simpelnya momentum = saat yg tepat.

Belakangan gw merasa bodoh untuk memanfaatkan momentum atau sekedar bersikap sesuai momentum, yg ada gw slalu salah bersikap dan lagi-lagi gw telat menyadarinya, dan gw keburu mati langkah untuk mengejarnya kembali. Penyesalan.

Seberapa fatal orang yg salah dlm hal ini, mungkin begini contoh kasarnya:
- make jas ala executif muda, lengkap dg dasi dan pantofelnya jelas keran, tapi kalo makenya di siang bolong di tepi pantai sambil lari-lari ???
- guyonan itu asyik bisa bikin suasana cair dan meriah bahkan ketawa terkekeh-kekeh, tapi kalo ngelawak ditengah orang2 yg sedang berkabung ???

yah itu emang contoh yg ekstrem, kenyataannya soal momentum nggak sesederhana itu.

seorang politikus harus ngamatin momentum u/ dpt bertindak tepat. striker sepak bola harus tau momentum kapan sebaiknya bola dioper atau di shoot k gawang, ke arah mana dan jarak yg sprt apa? pilot, investor, atau bahkan mahasiswa biasa sprt gw skalipun mesti tau momentum.
Ada ungkapan klise yg bilang niat baik tidak selalu berbuah manis, apa iya ?
mungkin aja bener, kalo maksud baik disampaikan disaat yg tdk tepat / dg cara yg salah itu akan jadi sia2 aja, atau bahkan jd bumerang.

Hmmph.. tapi menentukan sikap yg pas di saat yg pas kadang nggak gampang, butuh perencanaan & perhitungan, tapi kalo kelamaan juga nggak bagus karena momentum akan lewat gitu aja dan kadang nggak lewat2 lagi..

so, knowing ur momentum, don't act in hurry but don't be late too. Wish u make no mistake..

wallahu 'alam bi shawab
Continue Reading →

Tuesday, June 24, 2008

Keterasingan

Apa yang ada di benak lo saat denger kata tersebut ? yang jelas, gw mbedain antara keterasingan ama kesendirian, karena saat sendiri belum tentu asing dan saat terasing belum tentu sepi. Ada saat-saat di tengah keramaian gw ngerasa asing (tsaaah...)

Gw termasuk orang yg nggak betah kalo liburan cuma diem-diem doang, gw pengen tiap detik yang gw lewatin punya nilai, apalagi liburan gini gw pengen melakukan hal2 baru yang beda ama biasanya, jadi gw coba2 kerja di suatu tempat di bilangan Thamrin walopun baru training. Kultur pas uda kerja ternyata beda banget dan suka nggak suka gw harus melakukan penyesuaian2. Gw merasa asing...

Besoknya gw ke kampus, dunia yang udah familiar bagi gw. Niatnya sih.. cuma mau ngenet memanfaatkan fasilitas hotspot, maklum di rumah gw nggak on-line. FISIP sepi nggak kayak biasanya. Ba'da Dzuhur gw ngaji bentaran (ngurangin dosa dikit2 ni ceritanya hehe..) pas gw menoleh ke kanan udah ada mas Yono, rupanya alquran do'i gw pake, beliau kayaknya udah maklum ama tabiat gw yg satu ini.

Sebelom keluar musola, gw ngeliat pemandangan di luar lewat jendela. Siang itu nggak gitu panas tapi sepi, nggak satupun orang yang gw kenal ada disana kecuali mas Yono. Tiba2 ada pikiran merasuk ke otak gw. "Wah.. kalo gw telat lulus gini kali ya rasanya", sepi dan terasing di kampus sendiri.

Hah.. dimana-mana gw terasing, atau ini tandanya gw mesti cepat beradaptasi dengan perubahan? segera akrab dengan orang-orang baru? Sialnya gw seorang introvert yg nggak supel.. =(
Continue Reading →