Tuesday, September 6, 2011

Sidak!

Pemberitaan mengenai PNS bolos di hari pertama kerja pasca libur lebaran adalah hal rutin tahunan. Sama polanya seperti berita arus mudik dan arus balik plus berita lebaran ala selebriti yang nongol di tv setiap tahun. Seperti biasa kantor saya kebagian diliput oleh beberapa stasiun tv swasta.

Pagi ini, dari sekitar 400 pegawai di kantor tempat saya bekerja ada lima orang yang belum hadir, artinya 98,75% pegawai masuk on time. Beberapa pegawai tidak masuk karena memang sudah mengantongi izin atau cuti. Data tersebut saya ketahui dari tayangan televisi pagi hari saat Sekretaris Kementerian kantor saya menjawab salah satu pertanyaan yang diajukan seorang presenter.

Namun yang menggelitik saya adalah ketika si presenter bertanya “Bagaimana bapak bisa tahu jumlah pegawai yang tidak masuk kerja?” Ketika mendengar pertanyaan itu saya asumsikan si presenter mengira bahwa ketika Sesmen ada di studio, artinya ia tidak mengatahui kondisi di kantornya. Mungkin dikiranya ada absen tanda tangan yang kemudian direkap siangnya dan baru dilaporkan sore harinya.

Perlu diketahui, mengenai absensi sudah banyak atau bahkan sebagian besar instansi pemerintahan sudah menggunakan sistem hand key/finger print. Jangankan tidak masuk, telat satu detik pun ketahuan dan langsung terpotong tunjangannya. Ketika sudah lewat jam masuk kerja (pukul 7.30) bagian kepegawaian atau yang menangani SDM sudah memiliki data presensi. Dengan demikian, petugas bisa melaporkan lewat sms, bbm, whatsapp, ym, atau via apapun ke smartphone/gadget pimpinannya secara real time.

Kemudian mengenai sidak sendiri saya tidak terlalu sepakat dengan pendekatan semacam ini. Sidak tidak efektif, hanya terkesan cari sensasi. Pimpinan instansi memang sudah seharusnya menerapkan aturan disiplin pegawai (sesuai PP 53/2010), kalau ada yang sesumbar "Saya akan bertindak tegas, kalau perlu saya akan pecat pegawai tersebut!" seperti kejadian di Cirebon, well.. semua udah ada aturannya pak, memberi atau tidak memberi sanksi, atau sanksi yang semacam apa sudah ada rambu-rambunya. 


Sidak juga tidak menyentuh persoalan utama birokrasi, pengawasan dan pengendalian mestinya sudah terlembaga dan berlangsung sepanjang tahun, tidak temporer di waktu tertentu saja. Pemimpin hebat adalah pemimpin yang bisa membuat pegawainya disiplin setiap hari dan menciptakan sistem kerja yang mendorong produktivitas, bukan sidak kesana-kemari.
Continue Reading →